Sabtu, 03 Oktober 2015

Kopi gingseng

Kopi Ginseng - 1

Sudah berkali-kali melamar pekerjaan ke sana-kemari namun belum ada hasil. Semua lamaran yang kukirimkan selalu kandas. Pernah aku dipanggil oleh sebuah perusahaan untuk test di Surabaya.

Aku pun berangkat ke Surabaya dan lolos tes penyaringan pertama. Saat itu sainganku tinggal 5 orang untuk memperebutkan satu posisi, yaitu bagian pemasaran. Akan tetapi rupanya keberuntungan belum berpihak kepadaku. Aku harus gigit jari untuk kesekian kalinya, karena aku dinyatakan gagal pada saat wawancara.



Sedih dan putus asa rasanya. Aku merasa seolah-olah hidup ini tiada berguna. Aku menjadi malas untuk melamar lagi. Toh paling-paling gagal. Pernah pula ada yang menawari untuk mengisi lowongan menjadi PNS. Tetapi orang tuaku harus menyediakan 75 juta untuk pegawai dengan ijasah sarjana! Gila..!! Jaman susah begini darimana mendapatkan 75 juta! Sedangkan uang 75 ribu perak aja enggak punya! Bagaimana mau bayar 75 juta buat jadi PNS! Memang boleh dibayar pakai daun! Ada-ada saja orang gila yang menawari pekerjaan tapi harus bayar! Hanya orang goblok aja yang mau bayar segitu! Masak mau kerja untuk nyari uang malah harus bayar! Dunia sudah terbalik memang, orang kerja bukannya dapat uang malah kehilangan uang!

Sejak saat itu aku jadi alergi sama yang namanya PNS! Paling mereka pada jadi PNS boleh dapat nyogok! Tidak seperti dulu, menjadi pegawai benar-benar didasari oleh kompetensi dan kapabilitas! Kalau sekarang bulshit, kalau ada yang bilang masuk PNS tanpa sogokan! Makanya tidak mengherankan kalau mereka saat ini sibuk nyari pungli dan korupsi buat ngembaliin modal saat nyogok dulu! Habis kalau mengandalkan gaji saja entah kapan balik modal alias kerja makan gaji uang sendiri!

Padahal kalau dipikir-pikir uang 75 juta mending buat modal usaha apa kek! Jual cabai kek atau yang paling gampang dan enggak bakalan rugi buat modal untuk buka panti pijat! Ditanggung dapat gaji lebih besar dari PNS dan tiap hari bisa minta dipijat gratis.. Tis.. Tis.. Tis! Iya nggak? Nah berhubung aku enggak punya 75 juta ya terpaksa gigit jari aja sambil mijat-mijat kepala sendiri!

Saat lagi pusing-pusingnya mikirin susahnya nyari kerja tiba-tiba ada telpon dari kakak sepupuku yang ada di Jakarta kalau koleganya seorang pengusaha dari Korea membutuhkan asisten yang bisa bahasa Inggris untuk membantunya. Spontan aku merasa memperoleh harapan baru! Dunia yang tadinya kulihat gelap sekarang kembali cerah! Dengan semangat 45 esoknya aku segera berangkat ke Jakarta dengan kereta Senja Bengawan! Yah.. Saat ini aku baru mampu menggunakan kereta ini, walaupun tidak nyaman tetapi sangat membantu dengan harga tiket yang sangat terjangkau.

Pagi-pagi sekali aku sudah sampai di Stasiun Tanah Abang. Lalu dengan naik Kopaja jurusan Tanah Abang-Ciledug aku meneruskan perjalanan ke rumah kakak sepupuku di daerah Ciledug. Kemudian setelah mandi dan sarapan aku ikut kakaku berangkat ke kantornya untuk diperkenalkan dengan koleganya yang membutuhkan asisten.

Oh iya aku belum sempat memperkenalkan kakak sepupuku. Kakak sepupuku ini adalah anak dari kakaknya bapakku. Mas Kris aku biasa memanggilnya demikian sudah beristri dan punya dua anak laki-laki yang masih balita. Ia kira-kira 7 tahun di atasku. Istrinya, Mbak Dini adalah gadis dari Bali. Darah balinya masih kelihatan dari bentuk matanya yang sebesar jengkol. Nah Mas Kris ku ini sehari-harinya bekerja di salah satu perusahaan dagang milik orang Korea di Jakarta sehingga ia mempunyai banyak kenalan orang Korea, yang merupakan teman bosnya.

Akhirnya saat-saat yang mendebarkan pun tiba. Aku diperkenalkan dengan Mr. Park seorang importir rotan. Ia membutuhkan asisten karena dalam waktu dekat ia akan membuka perusahaan dagang di Jakarta. Ia sangat membutuhkan orang yang dipercaya untuk membantunya karena ia akan selalu mondar-mandir Jakarta-Seoul sehingga perlu mencari asisten yang dapat dipercayanya jika ia tidak ada. Orang Korea terkenal diiplin dan ketat.

Makanya mereka akan mencari orang berdasarkan referensi dari teman-teman Koreanya. Kakak sepupuku termasuk orang yang cukup dipercaya oleh orang Korea karena ia sudah bekerja ikut orang Korea selama 10 tahunan dan tidak pernah berganti-ganti boss. Makanya tidak mengherankan kalau ia diminta tolong mencarikan kenalan yang bisa dipercaya. Dan atas kejujurannya aku pun ikut memperoleh keberuntungan. Entah dengan cara apa aku nanti dapat membalas jasa kakak sepupuku ini.

Singkat cerita, aku saat ini bekerja ikut Mr. Park. Aku membantunya menterjemahkan saat ia bertemu dengan para pengrajin rotan, baik dari daerah Bogor, Tangerang maupun dari Cirebon, Solo atau Jepara. Aku sangat beruntung karena dengan ikut Mr. Park aku jadi tambah pengalaman mengunjungi kota-kota sentra kerajinan rotan di Cirebon, Jepara bahkan ke kotaku Solo.

Tidak terasa sudah empat tahun aku bekerja ikut Mr. Park. Rupanya Mr. Park cukup percaya kepadaku hingga aku pernah diajaknya jalan-jalan ke Korea dan ke Malaysia. Sekali lagi aku sangat beruntung! Bayangkan tanpa harus keluar 75 juta buat nyogok, aku bisa jalan-jalan ke luar negeri lagi!

Mr. Park sudah punya punya istri dan tiga orang anak di Korea. Anaknya yang paling besar bahkan sudah kuliah di USA. Aku sendiri sudah kenal dengan mereka saat aku diajak ke Korea dulu. Oh ya umur Mr. Park sekarang mungkin sekitar 51 tahunan. Tetapi ia tampak lebih muda dibandingkan usianya. Orangnya tidak galak bahkan cenderung suka membanyol. Salah satu banyolan konyol yang sering membuat para pengrajin terpingkal-pingkal adalah ucapan selamat paginya yang dimirip-miripkan dengan parikan bahasa Jawa. Ia selalu mengucapkan "Hallo.. Good morning selamat pagi.. Memek kambing bulat persegi" kalau bertemu dengan pengrajin yang menjadi langganannya. Spontan ucapannya selalu ditimpali dengan gurauan-gurauan jorok dari para pengrajin. Tapi itulah justru yang membuat dia awet muda.

Salah satu kegemaran Mr. Park kalau datang ke Indonesia adalah mengunjungi diskotek dan karaoke. Aku selalu diajak ke mana ia pergi. Sehingga aku banyak kenal dengan PR diskotek-diskotek yang ada di sekitar Tangerang ini. Soal kegemarannya akan wanita jangan ditanya! Ia pasti akan minta ditemani PR yang bertubuh montok dan berdada besar. Karena setiap masuk diskotek ia selalu meminta kepada Mami (koordinator PR) begini.

"Hallo.. Mami.. Saya mau nona yang ininya besar.. Banyak air.. Baguse" sambil tangannya menunjuk dadanya waktu bilang ininya... lalu mangacungkan jempolnya! Aku jadi selalu ketawa sendiri kalau mendengar ia memesan nona kepada Mami di diskotek atau karaoke. Maksudnya ia minta ditemani gadis yang montok. Katanya cewek montok "ja gung"-nya enak! Ja gung itu bahasa Korea artinya memek! Bukannya jagung yang biasa dibakar atau direbus disini! Sayang dong kalau dibakar atau direbus! Lebih enak dijadikan sashimi! Ha.. Ha.. Ha!

*****

Demi efisiensi biaya, Mr. Park mengontrak rumah di daerah Serpong yang berfungsi sekalugus sebagai kantor. Mr. Park tinggal di Indonesia paling lama sekitar 10 hari, selanjutnya dua bulan atau tiga bulan sekali ia baru datang ke Indonesia. Sebagai orang kepercayaan Mr. Park, aku harus bertanggungjawab atas operasi jalannya perusahaan setiap ia berada di Korea. Aku harus selalu mengontrol pekerjaan pengrajin sebelum siap ekspor dan selebihnya mengurus administrasi di kantor yang sekaligus rumah tinggalnya. Aku sendiri tinggal di luar kompleks perumahan itu yang berjarak 1 km dari kompleks perumahan tempat tinggalnya.

Nah seperti yang sudah kuceritakan di atas, kegemaran Mr. Park terhadap wanita sangat besar. Untuk itu ia mengontrak cewek Indonesia untuk dijadikan "istri" selama di Indonesia. Aku kurang begitu paham berapa kontraknya dan bagaimana kesepakatan kontraknya, yang jelas cewek itu dulunya bekerja di salah satu karaoke yang menjadi langganannya. Sesuai seleranya, cewek yang dijadikan "istri" orangnya montok dan sangat seksi! Aku biasa memanggilnya Mbak Wulan.

Mbak Wulan orangnya tinggi, bahkan lebih tinggi dariku! Tingginya mungkin ada sekitar 165-an soalnya aku cuma 160-an! Kulitnya putih bersih dan selalu tercium bau wangi parfum berkelas. Ia asli Yogyakarta dan umurnya kira-kira sebaya denganku sekitar 26 tahunan. Dulu ia pernah kuliah di ABA tetapi karena kendala biaya ia drop-out dan bekerja sebagai PR di sebuah karaoke lalu ketemu dengan bossku ini. Ia mau dijadikan "istri" kontrak oleh bossku karena ia butuh biaya untuk membiayai adik-adiknya yang masih sekolah. Praktis setelah menjadi "istri" bossku ia dilarang melayani orang lain, jadi bisa dikatakan ia memble kalau bossku pulang ke Korea.

Selain aku, ada satu orang staf perempuan yang menjadi bagian administrasi. Aku biasa memanggilnya Titin. Ia seorang lulusan SMK jurusan sekretaris. Ia masih sangat muda. Usianya baru 20 tahun dan baru ikut Mr. Park kurang dari 1 tahun. Titin berasal dari Ngawi dan tinggal bersama kakaknya di dekat kontrakanku. Selain Titin ada lagi 1 orang pembantu, Ceu Entin dari Ciamis dan Mas Pardi, sopir pribadi Mr. Park.

Mungkin karena sering ditinggal Mr. Park, Mbak Wulan jadi sering kesepian. Ada saja ulahnya yang "mengundang" nafsuku kalau Mr. Park sedang di Korea. Ia sering membuatkan aku kopi ginseng walaupun untuk sekedar membuat kopi sudah ada Ceu Entin. Sialnya ia membawa kopi itu ke ruangan yang dijadikan kantor dengan mengenakan baju ketat tanpa lengan! Sehingga setiap kali menyodorkan cangkir bulu keteknya yang tebal selalu kelihatan jelas! Sungguh merangsang bagi darah mudaku! Soalnya kulitnya yang putih bersih sangat kontras dengan keteknya yang gondrong!

Apalagi dadanya yang sangat montok nampak tercetak di balik baju ketatnya, sungguh membuat aku selalu salah tingkah. Saat berjalan keluar setelah mengantarkan kopiku, pinggulnya seolah-olah sengaja digoyang bak peragawati kesiangan! Hal ini membuat "adik kecilku" selalu berontak ingin keluar! Aku cuma bisa membayangkan alangkah nikmatnya menyetubuhi Mbak Wulan! Awas lu! Aku mengancam! Kalau bisa jadi milikku tak akan kubiarkan Mbak Wulan pakai celana dalam dan bra! Benar-benar ancaman gila! Habis salah siapa ia selalu bikin aku "cenggur" (Ngaceng tapi nganggur!)


Ke bagian 2
Suatu siang, saat Mr. Park masih di Korea, seperti biasa sehabis mengontrol pekerjaan pengrajin di daerah Curug aku datang ke kantor dengan Mas Pardi. Aku selalu diantar Mas Pardi yang menyopir kalau kemana-mana. Hari itu kebetulan Titin tidak masuk karena sedang mens hari pertama. Ia selalu sakit perut kalau datang bulan sehingga selalu minta ijin tidak masuk! Praktis di kantor aku sendirian.



Lagi asyik-asyiknya membuat laporan perkembangan produksi, tiba-tiba telpon di dekatku berdering.

"Halloo.. Selamat siang" seruku.
"Yo bo seo.. Ini siapa ya" terdengar suara bahasa Indonesia agak kaku disebarang sana (Kalau menurut pendengaranku bunyinya mirip 'sopo siro' yang dalam bahasa Jawa artinya 'siapa kamu').
"Ya.. Ini Iwan Mister! Maaf ini mister siapa ya?"
"Ya Iwan.. Saya Mr. Kang. Sopire ada?" ternyata yang telpon Mr. Kang teman kental bosku yang sering mabuk-mabukan bersama-sama. Maksudnya ia menanyakan sopir. Orang Korea sulit menyebutkan konsonan di belakang sehingga selalu ditambah sendiri sopir jadi sopire.

"Oh sopire ada mister. Ada yang bisa dibantu mister" jawabku ikut-ikutan menyebut sopire secara spontan.
"Itu sopire saya pakai. Saya mau ke Jakarta ketemu teman! Saya tidak ada mobil. Sopire boleh datang ke rumah saya ya!
"Sebentar saya tanya nona dulu mister! Nanti kalau boleh sopire saya suruh datang ke rumah mister!" maksudku saya mau bilang sama Mbak Wulan kalau Mas Pardi diminta Mr. Kang mengantarnya ke Jakarta.
"Ya.. Cepat kamu bicara-bicara sama nona. Nanti suruh sopire datang ke rumah ya!"
"Baik mister " jawabku
"Ya.. Gam sa hab ni da" terdengar suara Mr. Kang di seberang dan telpon ditutup.

Nampaknya Mbak Wulan sangat senang mendengar permintaan Mr. Kang. Dengan segera disuruhnya Mas Pardi berangkat mengantar Mr. Kang ke Jakarta. Mas Pardi pun sangat senang, karena hal ini berarti uang tambahan bagi dia! Dengan mengantar Mr. Kang pasti ia akan mendapatkan uang tambahan yang lumayan.

Setelah Mas Pardi berangkat, di rumah tinggal aku, Mbak Wulan dan Ceu Entin. Merasa tidak ada pekerjaan, Ceu Entin minta ijin sama Mbak Wulan untuk main ke rumah saudaranya yang mengontrak di luar kompleks perumahan. Kebetulan pikirku! Mbak Wulan pun seperti memberi angin, diijinkannya Ceu Entin pergi sehingga di rumah tinggal aku dengan Mbak Wulan yang selalu kurindukan!

Pikiran-pikiran kotorku segera bekerja mencari cara bagaimana memanfaatkan kesempatan emas ini untuk dapat menaklukkan Mbak Wulan! Dasar lagi mujur. Saat itu aku kok inginnya ke WC melulu. Karena tidak ada teman bicara jadi mungkin perasaannya pengin kencing saja. Tanpa syak wasangka aku langsung saja membuka pintu kamar mandi yang walaupun tidak dipakai selalu tertutup. Kamar mandi itu memang biasa dipakai karyawan, karena Mr. Park punya kamar mandi sendiri di kamar tidurnya.

Aku sangat terkejut saat Mbak Wulan menjerit begitu pintu kubuka. Ternyata Mbak Wulan sedang kencing sambil jongkok menghadap ke pintu. Aku terbengong-bengong terpaku menatap selangkangannya yang terbuka lebar! Baru kali ini aku melihat cewek sedang pipis. Oh indah sekali pemandangannya. Bukit kemaluannya yang lebat ditumbuhi rambut kelihatan memancarkan air seperti semburan jet pump "pedrollo"-nya Basuki. Celah sempit di sela-sela gundukan bukit itu berwarna merah jambu seperti delima merekah. Mbak Wulan pun kaget hingga tidak sempat menutupi aktivitas pribadinya, ia hanya melongo dan tidak menyangka kalau akan ada orang masuk ke kamar mandi itu.

"Ehh.. Eh.. Awas.. Aku sedang pipis..!" jeritnya terbata-bata.
"Sorry Mbak.. Aku enggak tahu ada orangnya.." aku tersipu malu.
"Tutup.. Pintunya" teriaknya lagi melihat aku melotot sambil melihat ke arah selangkangannya.

Seperti tersadar aku langsung menutup pintu dan kabur masuk ke ruangan kantor lagi. Dadaku bergemuruh tak menentu setelah menyaksikan pemandangan yang luar biasa tadi. Aku cemas jangan-jangan nanti Mbak Wulan marah dan melapor kepada Mr. Park bisa gawat nanti.

Hatiku tambah mencelos saat aku mendengar panggilannya. Aku bertanya-tanya apa gerangan yang akan aku hadapi. Jangan-jangan aku akan dimaki-maki dan dimarahi. Apa yang harus kulakukan? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hatiku.

"Wan.. Tadi kamu lihat semuanya ya?" selidik Mbak Wulan saat aku mendekat.
"Ti.. Tidak Mbak.. Ma.. Maaf aku enggak tahu ada Mbak Wulan di situ" jawabku sedikit berbohong. Maksudnya berbohong kalau aku tidak melihat selangkangannya.
"Bohong.. Pasti kamu tadi lihat aku pipis! Iya kan? Ngaku aja deh..! Mbak engak marah kok" suaranya terdengar biasa.
"Iya deh.. Mbak saya ngaku.. Tapi.. Swear saya enggak tahu kalau ada orang di situ" kataku membela diri.
"Ya.. Benar juga aku yang salah tidak mengunci pintu. Lagian tadi aku terburu-buru dari dapur sedang bikin kopi buat mu terus kepengin pipis jadi enggak sempat ke kamar mandi di kamar Mbak Wulan" kata-katanya melegakan hatiku.
"Benar Mbak saya minta maaf deh.." plong rasanya lega Mbak Wulan tidak marah.
"Enggak apa-apa, oh ya itu sudah Mbak bikinkan kopi ginseng ambil aja di dapur!"
"Terima kasih Mbak.." aku langsung ngeloyor ke dapur yang terletak dibelakang ruang tengah yang dibatasi dinding tanpa pintu.

Lagi-lagi Mbak Wulan membuat hatiku berdebar karena ia berdiri sangat dekat denganku. Parfum Dunne yang dipakainya semerbak menusuk hidung merangsang birahiku. Apalagi ia hanya memakai gaun baby doll tanpa lengan sehingga bulu keteknya yang lebat kelihatan sangat merangsang saat ia mengangkat lengannya.

Lagi-lagi terjadi kecelakaan kecil. Saat aku berbalik membawa kopiku aku bertabrakan dengan Mbak Wulan yang akan masuk ke dapur. Akibatnya kopiku tumpah dan sebagian mengenai perut dan pahanya. Ia menjerit karena kopinya cukup panas.

"Aduhh.." ia menjerit kesakitan.
"Ee.. So.. Sorry Mbak.." aku gugup dan segera berlari mengambil tissue di meja dapur untuk membersihkan tumpahan kopi yang mengotori gaunnya di bagian perut.
"Aduhh.. Panass.." desis Mbak Wulan kepanasan.

Dengan panik aku segera mengelap dan menggosok bagian perutnya yang tersiram kopi dan tanpa sadar Mbak Wulan pun menyingkap gaunnya membuka pahanya yang kepanasan tersiram air kopi tadi. Aku pun segera mengelap pahanya pelan-pelan dengan tissue yang kupegang.

"Sorryy Mbak.. Aku enggak sengaja" aku semakin gugup karena Mbak Wulan mendesis-desis terus.
"Cepat ambil nivea creme di meja rias kamar.." desisnya.

Aku segera berlari masuk ke kamar Mbak Wulan dan mencari-cari krim yang dimintanya. Mungkin karena aku enggak keluar-keluar, Mbak Wulan segera menyusul masuk ke kamar.

"Itu.. Yang seperti odol yang warnanya putih tutupnya biru" lagi-lagi Mbak Wulan mengangkat lengan menunjuk botol yang dimaksud. Bulu keteknya yang lebat sangat merangsang birahiku.

Untungnya air kopi yang tumpah tidak terlalu panas karena sempat ditinggal pipis Mbak Wulan tadi sebelum memanggilku untuk mengambilnya, sehingga tidak meninggalkan bekas luka bakar. Ia cuma sedikit kepanasan. Mbak Wulan duduk di tepi tempat tidur dan menyingkap gaunnya ke atas. Aku dengan sukarela membantunya membalur pahanya yang tersiram dengan nivea.

Kedua mata Mbak Wulan terpejam dan napasnya sedikit tertahan saat aku membalur pahanya dari arah atas lututnya ke atas. Gaunnya disingkapkan ke atas hingga gundukan kemaluannya yang terbungkus celana dalam putih tampak membayang warna kehitaman. Bahkan dari celah-celah bagian bawah ada beberapa helai rambut kemaluannya yang menjulur keluar. Pahanya sangat lembut dan halus.

Aku agak gemetar saat menyentuh kulit pahanya yang lembut. Darahku bergolak menghadapi keadaan itu. Namun aku tidak berani memulai. Soalnya resikonya terlalu berat untukku. Aku takut kalau Mbak Wulan mengadu kepada Mr. Park kelak. Bisa-bisa aku kehilangan pekerjaan! Dasar nasib mujur.. Mbak Wulan diam saja saat aku mengelus-elus pahanya walaupun seluruh pahanya sudah selesai kulumuri krim. Matanya masih terpejam.

Akupun sekarang tidak lagi mengelus, tetapi berganti memijit-mijit pahanya kiri dan kanan bergantian. Jari-jariku merangkak dari atas lutut ke atas hingga pangkal pahanya. Mbak Wulan diam saja bahkan sedikit-demi sedikit mulai menggeser pahanya agak lebih terbuka.

Aku semakin berani. Jari-jariku sedikit kutekan pada saat memijat daerah pangkal pahanya yang sudah terbuka lebar. Bahkan kadang aku sedikit menyentuhkan tanganku pada gundukan di selangkangannya yang terbungkus celana dalam putih itu dengan gerakan yang seolah-olah tidak sengaja. Napas Mbak Wulan mulai memburu. Dan ia melenguh pelan saat tanganku menyentuh gundukan bukit di selangkangannya. Hal ini membuat aku lupa diri. Aku semakin berani lagi. Dari hanya menyentuh sekarang aku sudah mulai berani memegang bukit kemaluannya, walaupun hanya dari luar CD-nya.

Celana dalamnya sudah mulai basah. Tetapi aku tidak berani lebih jauh lagi. Aku hanya meremas lembut dan memijat bukit kemaluannya dari luar CD. Mungkin karena aku ragu-ragu, Mbak Wulan yang sudah terangsang langsung memelukku. Bibirnya terbuka dan matanya terpejam. Mendapat reaksi seperti itu keberanianku timbul.


Ke bagian 3
Tangan kananku kulingkarkan ke punggung Mbak Wulan dan meraihnya ke pelukanku, tangan kiriku semakin berani menelusup ke dalam celana dalam Mbak Wulan dan meraba-raba bukit kemaluan Mbak Wulan yang sudah semakin basah. Sementara bibirku langsung menyergap bibir Mbak Wulan yang setengah terbuka, lidahku kudorong masuk bibirnya dan menjilat-jilat langit-langit mulutnya. Tangan Mbak Wulan pun tidak tinggal diam. Jari-jarinya membuka kancing kemejaku dan menyusupkan tangannya mengelus dadaku.



"Hh.." napasku tersengal saat tangan Mbak Wulan meraba-raba dadaku.

Lidahku dan lidah Mbak Wulan saling berkutat. Jari tanganku mulai menyentuh cairan pekat yang sangat licin di celah-celah gundukan bukit kemaluan Mbak Wulan. Aku semakin terangsang. Jariku kugesek-gesekkan ke dalam celah hangat di selangkangan Mbak Wulan dan bergerak sepanjang alur sempit di sela-sela gundukan bukit kemaluan Mbak Wulan dari atas hingga ke bawah.

"Ohh.." Mbak Wulan mendesis sambil matanya tetap terpejam menerima rangsanganku.

Pahanya semakin dibuka lebar-lebar sehingga memudahkan jariku masuk lebih dalam lagi. Aku terus menggerak-gerakkan jariku di dalam jepitan bukit kemaluan Mbak Wulan yang semakin licin. Jari-jariku terus mencari dan mencari hingga kutemukan sebentuk tonjolan kecil di ujung atas di celah-celah bukit kemaluan Mbak Wulan. Kugesek tonjolan itu dengan penuh perasaan. Mbak Wulan semakin menggerinjal dalam dekapanku. Napasnya kian memburu. Bibirku digigit Mbak Wulan dengan gemas.

Tangan Mbak Wulan pun mulai membuka zipper celanaku dan terus menyusup ke dalam CD GTman-ku. Diremasnya penisku yang sudah mulai mengeluarkan cairan dengan lembut sambil sesekali diurut dan dikocok. Hal ini membuat aku semakin blingsatan. Tangan Mbak Wulan semakin gemas meremas kantung pelirku saat kugerak-gerakkan jariku di tonjolan kecil di celah bukit kemaluannya dengan gerakan memutar.

"Akhh.. Terusshh.. It.. Ituu.. Yaahh" tubuhnya melonjak-lonjak dalam dekapanku.

Pantatnya terangkat dan kepalanya terdongak ke belakang. Tangannya semakin kencang meremas biji pelirku hingga kurasakan agak ngilu.

"Akk. U.. Mau kell.. Luarhh.. Ohh.. Ter.. Russhh" mulutnya terus mendesis.

Aku pun semakin cepat memutar jariku menggesek tonjolan kecil itu. Akhirnya tubuh Mbak Wulan terhentak dan meliuk-liuk saat mencapai puncak kenikmatannya. Matanya terpejam semakin erat bibirnya digigitnya sendiri dan tangannya semakin erat meremas kantung pelirku.

"Ohh.. Kamu.. Pintar.. Wann.." desisnya sambil mengatur napas.

Ia langsung ambruk dan menelentang di tempat tidur. Setelah napasnya agak teratur aku semakin berani lagi. Kutarik CD-nya ke bawah. Mbak Wulan membantuku dengan mengangkat pantatnya sehingga aku mudah meloloskan CD-nya dan melemparkannya ke lantai. Kemudian kutarik kedua kakinya hingga menjulur ke lantai.

Dengan telentang di kasur dan kakinya terjulur ke lantai, bukit kemaluan Mbak Wulan nampak semakin membusung. Tanpa membuang-buang waktu aku segera mendekatkan wajahku ke selangkangan Mbak Wulan dan mulai menciumi bukit kemaluannya yang menggiurkan itu.

Mbak Wulan yang memang sudah lama tidak disentuh laki-laki sejak "suami"-nya yang notabenenya adalah bossku pulang ke Korea seperti orang yang kehausan saja. Tangannya segera menekan kepalaku agar lebih ketat menekan bukit kemaluannya. Bibirku segera menyedot dan menciumi bukit kemaluan Mbak Wulan dengan gemasnya. Rasanya agak asin-asin sedikit seperti ojingo (cumi-cumi) mentah. Lidahku segera kujulurkan dan menjilat bergerak mengikuti alur yang membentang di celah bukit kemaluan Mbak Wulan dari bawah ke atas. Kuulangi geseran lidahku beberapa kali sambil sesekali kudorong dan agak kutekan di tonjolan kecil di sudut atas celah bukit kemaluan Mbak Wulan yang sudah sangat basah.

Pantat Mbak Wulan selalu terangkat ke atas seolah-olah menyambut dorongan lidahku pada bukit kemaluannya. Kepalaku semakin ditekannya ke selangkangannya hingga aku sulit bernapas. Tubuh Mbak Wulan menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan saat aku yang gemas menyedot tonjolan kecil dicelah bukit kemaluannya.

"Hhkk.. Ohh.. Terr.. ushh.. hh" ia terus mendesis-desis.

Gerakan lidahku kupercepat menggesek tonjolan kecil dicelah bukit kemaluan Mbak Wulan demi melihat ia semakin on. Kedua kaki Mbak Wulan bahkan dikaitkannya ke belakang leherku untuk lebih menekan wajahku ke bukit kemaluannya. Aku semakin bersemangat menjilat dan menyedot tonjolan kecil itu yang semakin lama semakin keras seolah mau pecah. Tanganku pun tak tinggal diam! Kedua telapak tanganku menekan dan memijat bukit kemaluan Mbak Wulan yang membusung dengan gemasnya.

Akhirnya dengan diiringi lenguhan panjang tubuh Mbak Wulan terhentak hentak. Kakinya semakin menekan kepalaku dan pantatnya terangkat ke atas menyambut wajahku yang menekan bukit kemaluannya.

"Ohh.. Terusshh oohh.. Ohh" tubuhnya semakin liar meronta selama beberapa detik lalu terdiam.

Kedua kakinya terkulai lemas di kedua pundakku. Tangannya terpentang melebar dan dadanya naik turun mengiringi deru napasnya. Aku sangat terangsang melihat betapa tubuhnya yang putih dihiasi bulu-bulu hitam lebat di selangkangannya dan kedua ketiaknya.

Dengan cepat aku berdiri dan melepas seluruh pakaianku. Kini aku sudah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhku. Penisku yang ukurannya sedang berdiri tegak dengan ujung yang mengkilat karena basah oleh cairan. Lalu aku menarik gaun baby doll yang masih melekat di tubuh Mbak Wulan melalui lehernya. Mbak Wulan membantuku dengan menggeser tubuhnya. Sekarang ia hanya mengenakan bra putih tanpa penutup lain menutupi keindahan tubuhnya.

Aku menindih tubuhnya dan menempatkan diriku di tengah-tengah kedua pahanya. Penisku yang sudah tegang terjepit di antara gundukan bukit kemaluan Mbak Wulan dan tubuhku sendiri. Tanganku kulingkarkan ke belakang tubuh Mbak Wulan dan kubuka kaitan bra-nya. Kulempar satu-satunya kain yang tersisa di tubuhnya hingga kini aku dan Mbak Wulan sama-sama telanjang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh. Kugumuli tubuh Mbak Wulan yang masih lemas. Kucium bibir Mbak Wulan dengan gemas. Kudorong lidahku menyusup ke dalam mulut Mbak Wulan yang terbuka dan kugesek-gesekkan lidahku ke langit-langit mulutnya.

Reaksi Mbak Wulan luar biasa. Dengan ganas ia menyambut bibirku dan menyedot lidahku sekuat tenaga. Tanganku bergerak liar mengelus dan menjamah seluruh tubuh telanjangnya. Tangan Mbak Wulan pun melingkar ke punggungku dan mengelus-elus punggungku. Pantat Mbak Wulan bergeser ke kanan dan ke kiri menyambut tekanan penisku pada bukit kemaluannya.

"Ughh.." aku sulit bernapas karena lidahku disedot bibir Mbak Wulan. Rasa nikmat menjalar dari ujung kaki ke ubun-ubun. Batang penisku yang sudah sangat keras terjepit bukit kemaluan Mbak Wulan yang hangat dan licin.

Aku berusaha melepaskan lidahku dari sedotan Mbak Wulan. Aku ingin memenuhi obsesiku untuk menciumi ketiaknya yang lebat ditumbuhi bulu keteknya. Obsesiku terpenuhi ketika Mbak Wulan melepaskan sedotannya pada lidahku. Tanpa membuang waktu kubuka lengannya lebar-lebar lalu kedekatkan wajahku ke ketiaknya dan dengan gemas kuciumi ketiaknya. Lidahku menelusuri lengan bagia atas Mbak Wulan hingga ke samping payudaranya yang montok. Sesekali kutekankan wajahku ke ketiaknya yang ditumbuhi bulu ketek yang sangat lebat. Tubuh Mbak Wulan menggerinjal di bawah dekapanku.

"Hshh.. Gelii.. Oohh.. Gelii.." ia mendesis kegelian saat kujilati ketiaknya denga gemas.

Rasain kamu! Siapa suruh punya bulu ketek gondrong begini! Kataku dalam hati sambil terus menggasak ketiaknya.

"Amp.. Puun.. Su.. Dahh.. Ohh" tubuhnya semakin liar menggerinjal dalam dekapanku.

Aku tak mau membiarkannya lepas begitu saja. Kuangkat lengan Mbak Wulan yang satu lagi dan kali ini ketiak yang satunya menjadi bulan-bulanan lidahku. Setelah puas memenuhi obsesiku, kini mulutku merambat ke payudaranya. Dengan gemas kusedot payudaranya. Kumasukkan payudaranya sepenuh mungkin ke dalam mulutku.

"Ohh.. Shh.." tubuhnya semakin melengkung ke atas saat kedua puting payudaranya kumasukkan ke dalam mulutku dan kupermainkan dengan lidahku sepuas-puasnya.
"Sudahh.. Ohh.. Sekarrangghh.. Auchh.." Mbak Wulan merintih-rintih memohon agar aku segera menyudahi permainan lidahku di kedua payudaranya.

Aku menyudahi permainan lidahku pada payudaranya. Lidahku sekarang bergeser turun ke arah perutnya yang putih mulus dan masih rata. Kukais-kais lubang pusarnya lalu kugigit-didit bagian bawah pusarnya dengan gerakan cepat hingga membuat tubuh Mbak Wulan terhentak-hentak. Beberapa kali hal itu kulakukan untuk membuat Mbak Wulan terangsang hebat. Teknik ini kuperoleh dari pengalamanku dahulu dengan Mbak Narsih saat aku masih kuliah.

Setelah itu lidahku bergeser ke bawah lagi. Aku bangun dan berdiri lagi di lantai. Kuangkat kaki Mbak Wulan sambil membungkuk dan kujilati pangkal pahanya. Lidahku bergeser dari pangkal paha ke bawah terus ke kaki. Kujilati betis Mbak Wulan yang indah lalu seluruh jari-jarinya kujilati satu per satu.

"Shh.. Ohh.. Kamu.. Heb.. Bathh.. Ohh" Mbak Wulan mendesis dan merintih menikmati permainanku.


Ke bagian 4

Jumat, 02 Oktober 2015

Aku Obat Awet Muda Tante Erni

Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMP, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.

Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante Erni ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante Erni inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet).

Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih). Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung. Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

"Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih", kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.

Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. "Serr.. rr.. serr.. psstt", kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante Erni.

"Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet" kata Tante Erni.
"Ah enggak apa-apa Tante", jawabku.
"Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?", tanya Tante Erni.
"Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?" tanyaku.

Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

"Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu", kata Tante Erni.

Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante Erni membiarkanku memegang-megang vaginanya.

"Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi".
"Iyah Tante", jawabku.

Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.

Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

"Lex, kamu enggak ikut?" tanya mamiku.
"Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah" kataku.
"Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi" kata Mami.
"Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin" kata Mami pada Tante Erni.
"Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok" kata Tante Erni.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

"Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?" tanya Tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
"Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa" kataku.

Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.

"Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?" kelakar Tante Erni padaku.
Aku pun bingung, "Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?" jawabku polos.
"Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman" kata Tante Erni sambil memegang si kecilku.
"Ah Tante bisa saja" kataku.
"Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah" aku hanya diam saja.

Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, "Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante"
"Enggak apa-apa, tanggung kok" kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.
"Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah"
"Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya" kataku polos.
"Iyah kamu tenang saja yah" kata Tante Erni.

Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

"Achh.. cchh.." aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

"Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih" kataku.
"Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok" kata Tante Erni.

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

"Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener " kataku sambil meremas vagina Tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
"Croott.. ser.. err.. srett.." muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante Erni lembab dan agak basah.
"Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?" kata Tante Erni.
"Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante.."
"Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?"
"Enggak Tante"

Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante Erni.

"Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih". Aku jadi salah tingkah
"Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti" katanya padaku.
"Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi" pintaku pada Tante Erni.
Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante Erni basah entah kenapa.
"Tante kencing yah?" tanyaku.
"Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah".

Dilepaskannya pula celana dalam Tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku

"Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap" katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante Erni hanya ketawa kecil.
"Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih" kata Tante Erni.
Dia mulai memegang penisku lagi, "Lex Tante mau itu nih".
"Mau apa Tante?"
"Itu tuh", aku bingung atas permintaan Tante Erni.
"Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?"
"Tapi Alex enggak bisa Tante caranya"
"Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah" kata Tante Erni padaku.

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.

"Lex jilatin donk punya Tante yah" katanya.
"Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi"
"Coba saja Lex"

Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante Erni pun mulai mengulum penisku.

"Achh.. hgghhghh.. Tante"

Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante Erni dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

"Kamu tahu enggak mandi kucing Lex" kata Tante Erni.

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante Erni, langsung Tante Erni kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.

"Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex" kata Tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

"Lex masukin donk Tante enggak tahan nih"
"Tante gimana caranya?"

Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.

"Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh" erang Tante Erni.

Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.

"Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya" pinta Tante Erni padaku.

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

"Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg.." kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
"Tante Alex kayanya mau kencing niih"

Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante Erni yang hebat. Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante Erni, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

"Lex kamu sudah baikan?" tanya Mamiku.
"Sudah mam, aku sudah seger n fit nih" kataku.
"Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat" tanya Mami sama Tante Erni.
"Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas" kata Tante Erni.

Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante Erni.

Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante Erni sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami Tante Erni ternyata menagalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni.

Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL Tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante Erni yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

TAMAT

Kamis, 01 Oktober 2015

Shinta

Cerita Tentang Kehidupan Mahasiswa

Perkenalkan nama saya Rony nama samaran tentunya. Saya punya pengalaman cukup unik nih. Ceritanye gini, saya ma temen saya KKN di Desa C***** di Jawa Barat. 1 kelompok ada 12 orang 6 cewek dan 6 cowok. Yang cowok namanya Dodi, Yudha, Arif, Andi, Maman, dan saya, yang cewek Dian, Desi, Anggi, Fina, Rida, dan Shinta. Ada seorang temen cewek yang sudah lama saya taksir nih di Kelompok saya namanya Shinta (nama samaran), kira-kira tinggi 167 cm berat 47 kg, ukuran bra saya gak tau tapi kira-kira 34B orangnya yang jelas cakep , saya dan doi cukup dekat, soalnya kita udah kenal sejak jadi mahasiswa baru, tapi saya belom berani nembak soalnya masih ingin bebas nge-jomblo. Kami sering jalan bareng sama temen-temen baik temen cewek maupun cowok, mo nonton nge-games ngerjain tugas pun
sama-sama.

Kembali ke cerita, kami berangkat dari Kampus ke tempat KKN menggunakan bis. Perjalanan ke TKP memakan waktu kurang lebih enam jam. Setibanya di lokasi kami pun di sambut ramah oleh warga desa setempat. Kami perkenalkan kepada warga desa mengenai maksud dan tujuan kedatangan kami ke sini. Setelah semua kegiatan perkenalan selesai kami pun menuju rumah Pak kepala Desa untuk istirahat.

Menjelang petang kami disuguhi hidangan yang begitu enak, ada ayam goreng ada ikan bakar dan lalapan dan tidak ketinggalan sambelnya yang manyossss. Kami pun makan dengan lahapnya. Setelah makan kita diantar ke Mess dekat dengan rumah Pak Kades, yang memang disediakan untuk para tamu atau kerabat yang ingin menginap. Di sana kita berkumpul dan melakukan pembagain tempat tidur dan agenda yang akan kita lakukan besaok pagi, setelah selesai karena udah jam 10 malem dan badan pada capek maka siap-siaplah kita menuju kamar tidur masing-masing, sebelum tidur kita para cowok ngobrol ngalor ngidul gak ada ujungnya, sampai jam 12 malem akhirnya pada ngantuk dan tidur, kecuali saya masih belom bisa tidur. Tempat Tidur cewek dan cowo cuma dipisahin sama sekat bambu gedeg(anyaman dari bambu).

Pas mau tidur tiba-tiba HP saya berbunya ada SMS masuk, dengan males ane ambil hape di samping dan ane buka ternyata dari Shinta "tolong temenin pipis dong kebelet banget nih, temen gue dah pada tidur semua, gue takut sendirian, gue tunggu di pintu belakang".
Saya pun bangun dan menuju pintu belakang. Emang Sumur di rumah pak kades tuh jauh, jauhnya sekitar 20 meter dari Mess. Yah dengan sedikit ngantuk saya keluar kamar.

R: Saya
S: Shinta

S: "Ron...!!! kok lama amat, dah kebelet nih gewe takut pipis sendirian, buruan gih"
Sambil berdiri agak membungkuk merapatkan pahanya dan dengan wajah yang gelisah. Mungkin pas makan tadi dia minum kebanyakan, sekarang jadi kebelt deh.

R: "Sorry gue tadi dah mau tidur, yaudah yok ke sumur"
kemudian saya buka pintu dan si Shinta menghambur ke luar dengan jalan pelan-pelan sambil merapetin pahanya.

Tak lama kita pun nyampe sumur yang penerangannya cuma lampu 15 watt.

R: "Dah saya tunggu sini aja ya"
S: "Ih apa-apaan sih kamu gw takut, deketan sini napa"
R: "Iya deh"

saya ngedeket ke dia jarak kami sekitar 1 m

S: "Balik badan gih, malu gue tau "
R: "Iya-iya, bawel banget sih"

Padahal saya pengen liat dia kencing , pas gue balik badan kedengeran suara kencingnya dia pssssssssssssss pissss currrrr gitu efek suaranya, belom selesai dia pipis, eh tau-tau dia teriak
S: " awwwww ada tikussssssss!!!!"

sontak dia berdiri dan loncat peluk saya dari belakang, jadi posisinya gue gendong dia secara reflek tubuh saya kan terbebani dan tangan saya reflek ke belakang buat nahan bokong dia dan secara gak sengaja gue nyentuh mekinya yang masih basah sama pipis, mekinya doi ternyata anget-anget, sama bulu jembinya cuma sedikit, kesempatan nih megang mekinya gak sengaja. Duh tongkol saya jadi mulai bangkit nih dan memberontak di balik celana.

R: "Mana tikusnya ?" dengan suara agak gemetar panas dingin
S: "Tadi di kaki gue..."
R: 8220;Mana gak ada kok???8221; sambil pegang elus-elusmekinya di gendongan
S: "Awwww, idih tangannya nakal ya " sambil loncat dari gendongan

Doi terus turun dari gendongan saya.

R: " Ih apa-apaan sih loe, gue kan gak sengaja reflek tau" kata saya, muka dia merah tomat malu kali.

yah gimana nih celana gue basah (doi pake baju tidur model celana pendek) sambil nutupin mekinya pake tangan

R: "salah lo sendiri ngapain pipis pake loncat "
S: "gimana nih tolongin gue dong, gue malu nih masa' pulang gak pake celana, gue jijik nih soalnya celana gue dah kena pipis8221;
R: "yaudah gak usah dipake aja, kita pulang yuk, dingin nih di luar8221;
Eh beneran, tiba-tiba dia buka celana dan CD-nya yang masih nyangkut dilutut, waduh tongkol saya makin keras nih.
S: 8220;apa liat-liat? Nih makan8221; dia lempar celana ke muka saya, kecium deh bau harum pipisnya, wah kurang ajar nih barangnya belom dapet Cuma bau kuahnya doang. Pas saya singkirkan celana dari muka saya liat dia udah lari-lari kecil dengan tubuh setengah telanjang bagian bawah ke rumah, gue kejar dia dari belakang lumayan liat bongkahan pantat mulus putih bin semok


Karena jalan yang dilalui menuju rumah Pak Kades gelap, maka saat dia lari kakinya tidak sengaja kesandung batu dan jatuhlah Shinta dan teriak
8220;aduhhhhh....!!!!8221; kemudian dia duduk sambil pegangin lututnya yang berdarah. Akupun mendekat, kulihat di keremangan cahaya bulan lututnya berdarah 8220;Ron, sakit nih..!!!8221; keluhnya, tampak air mata mengalir dari pelupuk matanya yang indah, kasihan juga aya melihatnya. 8220;wah berdarah nih, harus segera diobati nanti bisa infeksi, Lo masih bisa jalan gak Shin???8221; kataku

8220;perih nih lututku kalo ditekuk, gendong ya?8221; pintanya, bagai ketiban durian runtuh saya pun segera gendong dia. Gendong dia di depan lagi padahal dia kan belom pake CD, waduh tongkol ane jadi mulai bangkit lagi ngeliatin meki dia aseeeeeeeem batinku dalam hati. Kubuka pintu belakang dan kududukkan dia di ruang dapur kursi makan 8220;aku ambil kotak P3K dulu ya8221; kataku.

Aku pun mencari-cari kotak P3K di dalam tas di kamar. Segera setelah ketemu saya bergegas balik lagi ke dapur. 8220;maaf ya lama, habis tasku ketumpuk di bawah8221; kataku. Kubuka kotak P3K dan mengambil kapas dan Alkohol untuk mensterilkan luka di lututnya. 8220;aduh...!!!8221; teriaknya sambil meringis kesakitan, 8220;Ssssssssstttt...jangan teriak-teriak nanti pada bangun8221;. Setelah itu kututup lukanya dengan perban yang diberi Betadine. 8220;Ron, sorry banget yah udah ngrepotin kamu and makasih banyak dah nolongin aku selama ini8221; katanya

8220;Gapapa kok Shin kita kan dah lama jadi sahabat, lagian aku rela kok nolongin gadis secantik kamu8221; wajah dia memerah waktu aku mengatakan itu kepadanya.
8220;Ron, sebenernya aku tuh sudah lama suka sama kamu tapi aku gak berani ngungkapinnya,,,8221; katanya. Mendengar pernyataan yang jujur tersebut saya kaget juga nih karena sebenernya saya juga udah naksir dia tapi gak berani ngungkapinnya betapa bodohnya aku ini. 8220;SSsshinta, kalo boleh jujur saya juga udah lama naksir ama kamu8221; kataku agak gugup.

Dan sekonyong-konyong tanpa saya sadari dia langsung nyosor aja ke bibir saya, waduh kaget juga saya mendapatkan perlakuan yang beginian, tak tahu harus berbuat apa secara naluri kelakian saya bangkit, tangan saya mulai menjamah pundaknya kemudian turun ke buah dadanya yang masih memakai baju tidur. Kami melakukan French kiss cukup lama, lidah dan bibir kita saling berpagutan. Kurasakan toketnya semakin mengencang, ujung payudaranya mengeras, dapat saya rasakan dari sentuhan dari luar baju tidurnya.

Bagai magnet yang tidak mau lepas ciuman kami pun makin panas, tanganku pun terus meraba-raba tubuhnya hingga sampai ke bongkahan pantatnya yang kenyal dan montok, kuremas-remas dia merintih-rintih keenakan. Karena sudah tidak memakai celana dalam tanganku bebas menjelajahi, mengelus, dan memilin bagian vaginanya, kuelus-elus bulu pubiknya yang dicukur rapi kemudian turun menuju celah kecil yang di dalamnya terdapat benjolan kecil seperti kacang yang saya tahu dari pelajaran biologi bahwa itu namanya klitoris yang merupakan bagian sensitif dari seorang wanita. Shinta, mendesis pelan 8220;ssshhhh ahhh8221; saat ku sentuh bagian clit-nya. Tongkolku pun makin mengeras dan semakin tersiksa di balik celana pendek yang kupakai.

Dengan inisiatif sendiri Shinta mencopot celana pendekku dengan CD-nya, diapun kaget 8220;Ron, gede bener punya kamu8221; katanya, tongkolku emang gede sekitar panjang sekitar 17 cm, kemudian dia menunduk dan dipeganglah adikku yang sudah dari tadi tegang dikocoknya pelan dan akupun melenguh 8220;ahhhh SSSssshin enak bangettttt8221; kulihat cairan pelumas dah keluar dari batang tangkolku, diapun terus mengocok tongkolku. 8220;Shinta, buka ya bajunya8221; pintaku, iapun duduk di meja dan menanggalkan bajunya, terlihatlah payudara yang dibungkus bra warna putih berenda, kemudian kubantu dai membuka bra-nya, karena ikatannya ada di belakang. Sambil membantu kulihat matanya sudah sayu menatapku, kupagut kembali bibirnya yang merah dan kenyal tersebut.Sambil berciuman diapun ikut membuka kaosku, sehingga kini terlihatlah dua makhluk berbeda jenis telanjang tanpa selembar kainpun menutupi. Kedua makhluk yang dimabuk cinta sedang bergumul di dapur di atas meja makan yang terbuat dari kayu jati.

Setelah puas berciuman di bibir, saya pun mulai menciumi dan menjilati bagian belakang kupingnya, kemudian dengan pelan-pelan turun menyelusuri tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat ke bagian buah dadanya, buah dadanya cukup montok dengan bentuk seperti buah pepaya sekel sekali, dengan warna puting merah muda dengan lingkar puting yang tidak terlalu lebar. Kuemut payudara sebelah kanan dan kuremas dengan halus melingkar payudara sebelah kiri. Diapun mendesis merasakan antara geli dan nikmat 8220;ahhhhhhhh ronnnn...!!!8221; sambil menjambak rambutku dia mendesis pelan. Tak puas sampai di situ akupun turun menjilati bagian perutnya dan bermain-main dengan pusarnya, pusarnya sungguh bersih, tiada kotoran maupun daki di dalamnya.

Tak lama di bagian itu akupun turun ke bawah melihat gundukan daging yang terlihat menggemaskan dengan dihiasi rambut yang dicukur rapi, dan dengan celah yang masih sempit. Sejenak kutatap bentuk vaginanya masih merah muda indah sekali...ohh...inikah surga dunia.
Tak lama pun dengan naluri kelakianku kujilat mekinya, kujulurkan lidahku pada bagian lubangnya diapun kembali mendesis 8220;ahhhh Ron, jangan di jilat aku belom cebok tadi, apa lo gak jijik?8221; katanya, akupun tidak menghiraukan perkataannya, memang sih ada bau pesingnya sedikit, tapi udah kepalang tanggung. Mekinya kujilati terus kumainkan klitorisnya, diapun semakin menikmati jilatanku dengan mendesis-desis dan menekan kepalaku ke bagian kewanitaanya. 8220;Ahhhhhhhhhhh....aku mau keluar Ron...!!!8221; jeritnya, tubuhnya pun bergetar hebat pinggulnya dan pahanya menegang, tiba-tiba menyemprotlah dengan deras cairan kewanitaannya ke wajahku. Wah ternyata dia orgasme dengan squirting...sungguh pemandangan indah yang baru kali ini kunikmati...
Akupun bangkit dan mulai mengarahkan meriamku ke mekinya yang udah basah. Tapi tiba-tiba dia pegang tongkolku dan....

Dua orang tanpa busana sedang dimabuk cinta tanpa ada busana yang menutupi kedua tubuhnya. Keduanya bergumul di atas meja makan dengan gairah yang membara. Tak terasa sudah setengah jam pergumulan tersebut terjadi.

Kini tiba saatnya menuntaskan hasrat saya yang sudah hampir mencapai puncaknya. Saya gesekkan kejantanan saya yang sudah sangat tegang ke bagian luar memiawnya. Ahhhhh rasanya sungguh nikmat sensanyi luar biasa geli-geli nikmat. Sayapun ambil posisi yang pas untuk siap-siap menghunjamkan torpedo saya ke lubang kenikmatan Shinta yang sudah sangat basah. Pada saat saya mau penetrasi Shinta memegang kejantanan saya dan berkata 8221;Ron, jangan sekarang ya, saya tidak mau kehilangan keperwanan saya sekarang, please8221; dengan wajah memelasnya memohon kepadaku.

Dipikiranku berkecamuk antara nafsu dan akal sehat. Jika nafsu yang menang maka kamu akan segera mendapatkan kepuasan yang selama ini kamu idam-idamkan dengan cewek cantik incaranmu kapan lagi ada kesempatan seperti ini, tapi akal sehat mengatakan jangan jika engkau melakukannya maka kamu tidak akan mendapatkan hatinya dan itu akan membuatnya sedih.

Akhirnya akal sehat saya masih mendominasi walaupun dengan perasaan agak kecewa karena hasrat saya belum tuntas, tapi mau gimana lagi saya tidak ingin menyakiti perasaannya. Dengan sedikit banyak menahan hasrat sayapun bilang 8220;Sorry Shin, gue khilaf8221; Diapun melihat ekpresi kekecewaan saya. 8220;Maaf ya Ron, belum saatnya, sebagai gantinya ini aja ya8221; katanya. Diapun segera memegang tongkolku dan menjilat-jilat ujung kepala penisku serta memijat buah zakarku. Rasa geli tak terkira melanda ujung kejantananku, terasa lidahnya yang kasar menjilat-jilat lubang kejantananku, akupun dibuatnya kelonjotan dan mengerang-erang keenakan.

Tak puas sampai di situ dimasukkannya kejantananku ke mulutnya dan di sedot-sedotnya kejantananku. Pertama-tama kepala penisnya yang berbentuk seperti helm dengan ujung merah agak kehitaman mengkilat kencang bercampur dengan air ludahnya diemutnya. Digerakkannya maju mundur mulutnya, sampai akhirnya ¾ kejantanku masuk ke mulutnya, tidak kuat dia menelan kejantananku yang lumayan panjang dan besar.

Mulutnya kelihatan penuh oleh kejantananku, digerakkannya mulutnya maju-mundur. Aaahhhhh sensasinya sungguh luar biasa, tak menyangka jago juga dia menyepong kejantananku pasti banyak belajar makan es lilin bathinku. Dan akhirnya jebol juga pertahananku karena kurasakan penisku berdenyut-denyut siap memuntahkan lahar putih yang panas, 8220;aaakkkkhhhhh Sssshiiiinnnnn udah gak kuat nih8221; dipercepat gerakan maju mundur mulutnya dan kupegangi kepalanya kemudian kukeluarkan kejantananku dari mulutnya dan kuarahkan ke payudaranya, tak kuasa ku menahan laju lahar putih dan akhirnya8220;crotttt...crottt...crotttt....crottt8221; beberapa kali tembakan sperma kutumpahkan ke payudaranya.

Payudara Shinta penuh dengan pejuku sebagian menetes ke lantai. Akupun duduk lemas di meja makan.
Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu menuju dapur 8220;Hayoooooooo lagi pada ngapain ehm ehm...!!!!8221; teriak Anggi. Dengan masih dalam keadaan telanjang kami berdua pun kaget menutupi ketelanjangan kami dengan tangan dan pakain seadanya. 8220;Gak papa kok terusin aja gue cuma mo ambil air minum...8221; sambil berjalan menuju galon dispenser dan mulai mengisi botol air minumnya dengan cueknya.

Anggi ini anaknya rada tomboi, rambutnya yang lurus agak ikal nggak pernah panjang melebihi bahu, tinggi badan lebih tinggi dari Shinta sedikit. Lekuk-lekuk payudaranya yang menyembul di kaosnya dan pinggulnya tercetak jelas dari celana hot pants warna krem. Di kampus Anggi aktif di Taekwondo dan mempunyai sabuk hijau polos (7/VII), sehingga betisnya yang mulus membulat padi dibalut kulit berwarna kuning langsat, badannya kelihatan bugar dan kencang.

8220;Ngagetin aja lo Nggi, kirain dah tidur8221; kataku sambil buru-buru memakai pakaian. Kulihat dia sedikit melirikku waktu aku buru-buru memakai pakaian dan pandangannya tertuju pada bagian bawah tubuhku yaitu kejantananku yang masih agak mengeras walaupun sudah ngecrot beberapa kali di payudaranya Shinta, kulihat waktu mata kami bertatapan dipalingkan mukanya ke arah lain, mukanya bersemu merah.

8220;Loh kok nyalahin gue, mana gue tahu elo sama Shinta lagi ehem...ehem...! di dapur lagi8221;
8220;Nggi jangan bilang ke anak-anak ya, janji lho8221; kata Shinta
8220;Iya Nggi please...8221; akupun memohon juga pada Anggi
8220;Iya deh...ngapain juga gue buka aib temen sama aja buka aib sendiri8221; sambil berjalan menuju kamar.
8220;Makasih Nggi udah mau mengerti kami8221; kataku
8220;Gak usah khawatir rahasia aman...Shinta yuk ke kamar8221; katanya sambil berjalan meninggalkanku diikuti Shinta yang berjalan agak tertatih karena luka dilututnya.

Tinggallah aku sendirian di dapur duduk termenung. Kulihat di dinding dapur ada jam dinding yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Spermaku kulihat masih berceceran beberapa di lantai dan kursi, kulap dengan lap di dapur dan kucuci untuk menghilangkan jejak. 8220;Hoahemmm8221; aku menguap karena kantuk. Akupun segera menuju ke kamar, di kamar kulihat Dodi, Yudha, Arif, Andi tidur berjejer kayak ikan asin, memang sih kami tidur menggelar kasur di lantai, karena rasa lelah yang amat sangat akupun segera ambruk merebahkan diri dan terlelap tidur.

Pagi-pagi alarm HPku berbunyi jam 05.00 pagi. an nih alarm ganggu orang tidur aja, kuraih HP di samping tempat aku tidur dan ku stop. Namun, perutku tiba-tiba mules pengen BAB (Buang air Besar). Akupun segera bangun, kulihat temen-temenku masih pada molor aja padahal tidurnya duluan mereka dasar pemalas. Kulihat ke luar jendela ternyata kondisi masih gelap, kuambil senter dan segera menuju ke Sumur.

Dengan langkah buru-buru aku menuju sumur, sudah tidak tahan karena panggilan alam sudah mendesak. Pas sampai di Sumur segera kubuka pintu yang terbuat dari anyaman bambu (gedek) karena sudah tidak tahan dan ternyata.....ternyata....ternyata....kyaaaaaaaaaaa aaaaaa...!!!!! Anggi lagi BAB (Buang air Besar) didalem situ, dengan tangan dia segera menutup mulutnya karena kaget, kulihat mukanya merah padam menahan malu atau ngeden mungkin karena pas pandanganku menuju ke bawah kulihat tainya yang imut berwarna kuning kecoklatan masih menggantung dilubang pantatnya :axehead:. Akupun segera menutup hidungku karena mencium bau wangi semerbak tai Anggi. Kalo dilihat dari teksturnya sih tuh tai agak keras sehingga si Anggi mungkin agak sembelit buat ngeluarin tuh kotoran. Anggipun ngeden buat menuntaskan panggilan alamnya dan akhirnya terlepaslah tai tersebut dari lubang pantatnya, diikuti pipisnya yang keluar dari lubang kencing dalam vaginanya, pas pipis vagina Anggi keliatan mekar gitu, wow seksi banget bro, buat lo yang belom pernah liat cewek kencing liat aja soalnya menurut aku seksi banget vaginanya mirip-mirip squirting cuman bau pesing hehe. Vaginanya gundul polos plontos, kayaknya dicukur habis tuh hutan jembinya, mekinya jadi keliatan bersih. Belahan labia minora dan majora bibirnya masih berwarna merah, waduh si Otong dalem celana jadi berontak bangun nih :konak: gue pun bengong liat anggi menuntaskan panggilan alamnya sampe beres cebok

belom hilang dari ingatan kejadian indah tadi malam bersama Shinta, tetapi kejadian tersebut kepergok Anggi yang membuat kami panik dan kalang kabut karena kami masih dalam kondisi bugil tanpa sehelai benangpun yang melekat di tubuh kami.

Namun, pagi ini sungguh gue dapet kejadian yang gak disangka-sangka gue tanpa sengaja dan diikuti dengan kesengajaan karena dah kepalang tanggung liat Anggi buang hajat. Seperti pepatah mengatakan 8220;namanya rejeki nggak akan kemana8221;. Anggi emang cewek tomboi, dia berani ke kamar mandi sendirian walaupun kondisi di luar masih gelap, tapi walaupun tomboi banyak juga lho yang mencoba ngedeketinnya di kampus.

Kembali ke kejadian pagi ini, setelah tuntas melakukan bisnisnya Anggi segera berdiri dan segera memakai celana hot pants-nya. Diapun menatap wajahku dengan perasaan malu, sebel, campur benci karena sudah melihat kegiatan ritualnya dipagi hari mukanya tampak bersungut-sungut.

8220;Ron, kalo mau masuk kamar mandi ketuk pintu dulu lah jangan maen dobrak aja8221;

8220;Sorry Nggi abis udah kebelet banget tadi8221; sambil berpura-pura meringis memegangi perut. Padahal hasrat untuk BAB udah hilang berganti dengan hasrat yang lain karena melihat pemandangan indah yang tidak terduga.

8220;Gue malu banget nih, baru kali ini gue boker diliatin orang8221;

8220;Sorry Nggi, emang gue gak sengaja tadi buka pintunya kirain gak ada orang di dalem, eh ternyata ada elo, jadi keterusan liatnya hehehe8221;

8220;udah udah ah jangan dibahas lagi, awas kalo cerita ke temen temen gue hajar lo8221;

8220;wah kalo dihajar sama cewek semanis dirimu gue rela kok8221; kataku menggodanya. Eh tiba-tiba dari arah depan Anggi melancarkan serangan Taekwondo Ap Chagi (tendangan depan), 8220;Buuukkk8221;

Tendangannya mengenai perutku sebelah kiri, waduh jadi mules juga nih perut kena tendangan, tapi sebelum tendangan mengenai perut, perut gue sudah gue kunci dan kencengin supaya efek dari tendangannya gak terlalu sakit, tapi tetep aja gue harus sedikit menunduk meringis memegang perut gue karena kena tendangan.

Serangannya tidak berhenti begitu saja, kuliahat Anggi mulai menendang lagi, tapi tendangannya berbeda dari yang pertama, gerakan tendangan pertama ternyata cuma tipuan, kemudian dia memutar tubuhnya dan melancarkan tendangan yang kedua, saya sudah tau teknik itu, teknik Doobal Dangsang Chagi (tendangan ganda ke depan sambil melompat), saya pernah liat anak Taekwondo latihan dengan gerakan seperti itu. Saya pun mundur beberapa langkah sehingga serangan Anggi meleset hanya mengenai angin kosong.

8220;Eit eit gak kena8221; aku menggodanya

Diliat dari mukanya Anggi sebel campur marah karena serangannya meleset ditambah godaanku yang mengejeknya. Bersiap-siaplah dia melancarkan serangan ketiga, dia melompat kemudian memutar kakinya ke depan menyodok ke arah perutku, ya tidak salah lagi gerakan tersebut bernama Twio Dwi Chagi. Akupun siap memasang kuda-kuda menyambut serangannya, karena gak mau kecolongan untuk kedua kalinya perutku ku kunci dan kukencangkan ditambah tangan sebagai perlindungan dari serangan tendangannya. Dengan cepat kutangkap kakinya sebelum menghantam perutku dan ku dorong ke depan dengan agak keras.

Karena kerasnya doronganku tubuh anggi Anggi pun agak limbung berdirinya tidak stabil, diapun mundur beberapa langkah ke belakang. Dan ternyata celaka di belakangnya ada sumur, yang tinggi pembatasnya cuma 1 meteran dan diameter lingkarannya kurang lebih 2,5 m. Tak dapat dihindarkan lagi Anggi pun limbung dan jatuh terjerembab ke dalam sumur, 8220;Byuuuuurrrrrr8221; bunyi suara air dalam sumur karena jatuhnya badan Anggi ke dalamnya. Kedalaman sumur tidak terlalu dalam sih, kurang lebih cuma 15 meteran sampai dasar, tetapi airnya di dalam sumur dari permukaan sampai ke atas cukup banyak, jarak dari permukaan air sumur ke atas kurang lebih 5 meteran.

8220;Ron, tolooooooooooooonnnnnnggg, gue gak bisa berenang!!!!8221; teriaknya sambil panik memegang pinggiran sumur yang terbuat dari batu bata.

Akupun panik dan segera menurunkan tali tambang yang ujungnya ada ember kecil yang digunakan untuk menimba air.

8220;aduhhhhhh8221;

8220;kenapa Nggi???8221;

8220;brengsek lo!!!, lo sengaja ya lempar ember ke kepala gue8221;

8220;Sorry Nggi gak sengaja, buruan pegangan talinya yang kenceng nanti gue tarik ke atas8221;

Diapun memegang talinya, saya segera tarik tali tersebut ke atas. Ughhhh ternyata berat juga si Anggi. Layaknya pendaki gunung, sementara tangannya memegang tali kakinya memanjat di dinding sumur. Akhirnya dengan sekuat tenaga sampailah Anggi ke atas. Kuulurkan tanganku dan kutarik Anggi keluar dari sumur. Kulihat kaos pink-nya basah sehingga tubuhnya yang montok tercetak jelas dan pandanganku tembus langsung ke payudaranya yang terbungkus BH-nya yang berwarna hitam, payudaranya kelihatan menonjol dan sekel sekali. Pas keluar kutangkap tubuhnya, eh dia loncat ke arahku menyebabkan tubuhku hilang keseimbangan. Dan akhirnya akupun jatuh ke lantai dengan tubuh Anggi diatasku menekan tubuhku.
Napas kami berdua ngos-ngosan karena capek. Kami berdua cuma membisu dan berpandangan mata beberapa saat. Wajah kami sangat berdekatan. Kulihat matanya yang agak sipit, tetapi jernih dihiasi bulu mata yang lentik dan alisnya yang tebal. Pipinya yang sedikit chubby dan halus kulitnya, hidungnya yang mancung menambah manis mukanya, dan bibir merah yang tidak pernah menggunakan lipstick dan rambut pendeknya yang masih kelihatan basah karena air menambah wajahnya semakin manis. Hanya deru napas kami berdua yang terdengar karena rasa capek tadi.

8220;Ron...sseee...sebenarnya gue suka sama lo...8221; katanya bergetar. What??? Aduh bagaimana ini aku jadi bingung dibuatnya. Aku tak tahu apakah aku harus menjawabnya sekarang, perang antara perasaan dan pemikiranku berlangsung, bagaimana dengan Shinta, aku tidak mau mengkhianati cintanya. Sepertinya Anggi pun melihat kebingunganku.

Tiba-tiba tanpa diduga-duga, bibir Anggi yang merah merona sedikit terbuka sedikit dan tanpa berkata-kata diapun mendekatkkan wajahnya ke wajahku dan perlahan bibir kami bersentuhan. Sensasi dingin aneh menjalar di tubuhku saat kami berciuman untuk pertama kalinya karena kita hanya sebatas teman, dan akupun tidak menyangka kalau dia bakal menciumku. Walaupun awalnya aku diam, tetapi sebagai lelaki yang mendapatkan perlakuan yang demikian hasrat nafsu dalam dirikupun timbul, akupun tak tinggal diam. Aku menggerakkan bibirku perlahan, melumat bibir bawahnya. Kami berciuman dengan agak kaku untuk beberapa lama, tapi setelah beberapa saat, ketegangan mulai mencair.

Kubalas lumatan bibirnya, ku masukkan lidahku ke mulutnya, lidahku menari-menari di dalam rongga mulutnya, Anggi pun membalas dengan lidahnya. Ciuman kami semakin panas, nafas kami memburu semakin cepat kami berpelukan semakin erat. Perlahan tanganku tak tinggal diam, tanganku pun turun ke bongkahan pantatnya montok dan padat yang hanya terbungkus hot pants yang sudah basah, kuremas pantatnya begitu kenyal dan empuk. Kejantananku pun mulai bangun dan mulai mengeras berontak di dalam celana pendekku.

Kami pun terus saling pagut dan saling berpelukan. Aku memeluknya dan menggulingkannya sehingga yang tadinya posisiku di bawah sekarang posisiku diatasnya. Aku pun melepaskan ciuman. Benang ludah tipis menjuntai menghubungkan mulut kami. Nafas kami terengah-engah. Anggi menatap mataku dalam-dalam dengan matanya yang agak sipit itu.

8220;Lu cantik banget Nggi...8221; pujiku

8220;Thanks Ron...8221; Diapun hanya tersenyum manis sekali, dengan gigi-giginya yang putih dan rata.
Kulanjutkan ciumanku ke lehernya yang jenjang dan kuning langsat, aahhh dia pun melenguh pelan. Kuangkat kaos warna pink-nya yang basah ke atas, diapun bangkit kemudian duduk dan kutanggalkan dari bajunya. Dan nampaklah dua bukit kembar yang terbalut kulit berwarna kuning langsat yang masih terbalut BH hitam berenda, kontras sekali dengan warna kulitnya yang kuning langsat. Kubuka kaitan BH-nya yang berukuran 34 yang terletak di depan, diapun membantu menanggalkan kaos yang kupakai.

Begitu BH-nya terlepas, terlihatlah pemandangan dua gunung kembar dengan segala keindahannya lingkaran puting yang tidak terlalu lebar, puting susunya yang sudah mengeras berwarna merah kecoklatan karena sudah terangsang atau karena dinginnya air.

Dengan tidak sabar akupun segera menetek payudaranya layaknya bayi, masih tercium aroma wangi parfum wangi yang dia pakai. Ku kenyot-kenyot, kuemut-emut dan kuremas-remas payudara kanan dan kiri secara bergantian. Aaahhhhh dia pun melenguh kecil. Kurasakan makin keras saja puting payudaranya karena kupilin-pilin seperti mencari gelombang radio.

Kuturunkan ciumanku ke bawah menelusuri mulus perutnya yang rata tanpa tanda lipatan lemak, kujilati pusarnya hingga ia menggelinjang keenakan.
8220;Nggi buka ya?8221; diapun hanya mengangguk dengan tatapan mata yang sayu pasrah.
Begitu kubuka hot pants warna krem, terlihatlah celana dalam berwarna putih tipis berenda yang sudah basah oleh air. Kuminta dia untuk menaikkan pinggulnya untuk membuka lembaran terakhir kain yang menutupi tubuhnya. Kubuka secara perlahan, kuturunkan sampai mata kaki dan terlepaslah celana dalamnya.

Kini didepanku terpampanglah pemandangan seorang wanita telanjang tanpa selembar benangpun menutupi tubuhnya apalagi ditambah kondisinya basah yang semakin membuat kulit kuning langsatnya semakin mengkilap. Ya Anggi, yang selam ini dikenal sebagai cewek tomboi, tetapi kalo sudah telanjang begini ke-tomboi-annya tidak terlihat sama sekali. Darahku berdesir kencang, tatkala kulihat di ujung pangkal pahanya terdapat celah 8220;cameltoe8221; vagina Anggi yang bersih karena dicukur habis. Kubuka kedua kakinya, sehingga semakin terlihat jelaslah bentuk vaginanya yang membuatku penasaran. Bibir luar dan bibir dalam masih berwarna merah dengan dihiasi klitoris di bagian atasnya.

Akupun segera membenamkan mukaku ke pangkal pahanya. Bau khas lubang kewanitaan wangi semerbak tercium oleh hidungku, kumainkan lidahku di bagian klitorisnya, diapun menggelinjang kegelian karena terkena lidahku menyapu bagian sensitifnya. Kumainkan lidahku menari-nari di clit-nya yang membuatnya kelonjotan menggeliat-geliat dan menggelepar-gelepar keasyikan seperti seekor ikan yang terdampar di darat. Tak beberapa lama kemudian, pinggulnya terangkat sedikit pahanya mengejan, vaginanya berkedut-kedut tanda dia mencapai orgasme ditekannya kepala saya ke pangkal pahanya dan disertai lenguhan panjang 8220;aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh8221;. Semakin banjirlah vaginanya oleh cairan vegy-nya yang berwarna bening dan hangat,kuhirup dan kujilati cairan yang keluar berasa asin gurih khas cairan vegy wanita.

Aku pun segera memelorotkan celanaku, dan terpampanglah torpedo yang sudah mengaceng keras dengan otot-otot kekarnya siap tempur dengan panjang 17 cm. Kukangkangkan kaki Anggi, dan kugesek-gesekkan ke bibir vaginanya bagian luar. Aaaaaaahhhhhhhh rasanya luar biasa sensasinya seperti mendapatkan sengatan listrik ribuan volt.

To be continue